Minggu, 02 November 2014

CLASSROOM MANAGEMENT (PENGELOLAHAN KELAS) dan REMEDIAL TEACHING (PROGRAM PENGAYAAN dan PERBAIKAN)





Oleh : Karunia, Ivat , Lavi
A.    Pengelolaan Kelas
1.    Pengertian Pengelolaan Kelas
        Ditinjau dari segi bahasa kata “pengelolahan” berasal dari kata “mengelola atau mengelolakan” yang berarti “penyelenggaraan. Sedangkan kata kelas dalam arti sempit menunjukan “suatu ruangan atau tempat murid-murid belajar”. Dan menurut Suharsimi Arikunto (1999:17) pengertian umum mengenai kelas yaitu sekelompok siswa yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama”.[1]
          Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar  atau yang membantu dengan maksud akan tercapai kondisi kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[2] Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan,menyenangkan peserta didik dan penciptaan disiplin belajar secara sehat.[3]
       Pengelolahan kelas menunjukan kepada kegiatan-kegiatan yang menunjukan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.[4]  Pengelolahan kelas harus ditanggulani dengan tindakan korektif pengelolahan. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif,pengelolahan kelas menunjuk kepada pengaturan orang (dalam hal ini terutama peserta didik) maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang luas mulai dari ventilasi,penerangan,tempat duduk sampai dengan perencanaan program belajar-mengajar yang tepat. Sudah barang tentu yang belakangan ini,terutama yang lebih merupakan peraturan perangkat lunak (software) telah memasuki kawasan pengajaran.[5]
       Adapun dari segi istilah ada beberapa pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para ahli,antara lain:
a.    Menurut Hadari Nawawi (1999:116)
Kegiatan manajemen atau pengelolah kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam menyelenggarakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
b.    Menurut Suharsimi Arikunto (1999-17)
Pengelolahan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
c.    Menurut NA Amentembun (1998:3)
Management kelas adalah pengelolaan kelas yaitu kepemimpinan atau ketatalaksanaan guru dalam penyelenggaraan kelasnya. Hal itu mencakup kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan memelihara kondisi-kondisi yang optimal bagi terselenggaranya proses belajar yang efektif.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut serta memperhatikan pengertian kelas sebagaimana diuraikan di atas,maka pengelolahan kelas dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.  Pengelolahan fisik yaitu ketatalaksanaan dan pengaturan ruangan kelas yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar secara efektifitas dan efisien. Seperti: pengaturan pergatian udara,pengaturan cahaya,tempat duduk siswa,meja kursi guru,papan tulis,alat-alat pelajaran,dan sebagainya.
2.  Pengelolahan yang mencakup siswa,yaitu upaya menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk secara sadar berperan serta dan terlihat dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan,tingkah laku atau suasana yang diatur atau diucapkan oleh guru dengan merangsang dan menentang siswa secara penuh,pengelolaan kelas yang baik akan menggerakkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar yang baik pula.
2.    Fungsi Guru dalam Pengelolaan Kelas
            N.A Amentembun (1998) menjelaskan bahwa fungsi guru dalam praktek penyelenggaraan kelas meliputi :
a. Fungsi Instructional
   Yaitu fungsi untuk melaksanakan tugas mengajar (to teach),tugas ini secara keguruan merupakan tugas tradisional. Fungsi instruksional guru ini meliputi :
1.      Menyampaikan sejumlah ilmu pengetahuan kebudayaan,dan fakta-fakta kepada siswa.
2.      Memberikan tugas-tugas untuk siswa.
3.      Mengoreksi atau memeriksa tugas dan pekerjaaan siswa serta memberi nilai atau skor.
Fungsi instruksional ini oleh hamper semua guru masih selalu diutamakan dan masih dominan dalam karir sebagaian besar guru-guru di Indonesia.
b.    Fungsi Educational
     Fungsi educational ini bagi guru sebenarnya merupakan fungsi yang pokok yaitu fungsi untuk mendidik,sebab guru bukan hanya menjalankan tugas mengajar tetapi juga mendidik. Bahkan fungsi mendidik ini harus lebih diutamakan dan harus merupakan fungsi sentral guru. Dengan fungsi educasionalnya seorang guru tidak hanya berusaha agar siswanya menjadi pandai tetapi ia akan berusaha agar siswanya menjadii orang dewasa yang berkepribadian baik.
c.    Fungsi Manajerial
     Di samping guru mempunyai fungsi instruksional dan educational,guru juga mempunyai tugas atau fungsi manajerial yaitu mampu dan sanggup memimpin kelasnya.
     N.A Amentembun menjelaskan bahwa administrasi sekolah-sekolah modern tidak hanya terbatas dalam kelasnya saja. Akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja bahkan menyangkut kegiatan-kegiatan dalam masyarakat dimana ia berada.[6]
3. Tujuan dari Pengelolaan Kelas, antara lain :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal.
b. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas,sehingga bila terjadi gangguan dalam belajar dapat dieliminir.
c. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya belajar mengajar.
d. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial,emosional,dan intelektual peserta didik dalam kelas.
e. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.[7]
4. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
a.  Kehangatan dan Keantusiasan
b. Tantangan, gunakan kata-kata,tindakan atau bahan dengan sajian yang menantang
c. Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
d. Keluwesan,digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku  peserta didik sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
e. Menekankan hal-hal positif,memelihara hal positif dan menghindari konsentrasi.
5. Komponen-komponen
             Terdapat dua komponen utama mengenai ketrampilan mengelola kelas yang perlu diperhatikan guru ini,yaitu:
a.    Ketrampilan yang bersifat preventif,yakni ketrampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar optimal guna menghindari terjadinya situasi yang tidak menguntungkan atau merusak proses belajar mengajar.
b.  Ketrampilan yang bersifat represif,yakni ketrampilan yang mengembalikan kondisi belajar mengajar yang tidak menentukan ke dalam kondisi belajar mengajar yang tidak menentukan dalam kondisi belajar yang efektif.
     Dalam menggembangkan ketrampilan yang bersifat preventif,guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara:
a.    Menunjukan sikap tanggap. Dalam tugas mengajarnya. Guru harus terlibat secara fisik maupun mental dalam arti guru selalu memiliki waktu untuk semua perilaku peserta didik,baik peserta didik yang menunjukan perilaku positif maupun perilaku negatif.
b.    Membagi perhatian. Guru harus mampu membagi perhatian ke semua peserta didik. Perhatian itu dapat bersifat visual maupun verbal.
c.      Memusatkan perhatian kelompok. Memperkenalkan dan meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan cara memusatkan kelompok kepada tugas-tugasnya dari waktu ke waktu. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan selalu menyiagakan peserta didik dan menuntut tanggung jawab peserta didik akan tugas-tugasnya.
d.     Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas. Petunjuk ini dapat dilakukan untuk materi yang disampaikan,tugas yang diberikan dan perilaku peserta didik lainnya yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung pada pelajaran.
e.      Menegur. Tegurlah peserta didik bila mereka menunjukkan perilaku yang mengganggu atau menyimpang. Sampaikan teguran itu dengan tegas dan jelas tertuju pada perilaku yang mengganggu,menghindari ejekan dan peringatan yang kasar dan menyakitkan.
f.       Memberi penguatan. Perilaku peserta didik yang positif maupun yang ngatif perlu memperoleh penguatan. Perilaku positif diberikan penguatan agar perilaku tersebut muncul kembali. Perilaku negatif diberikan penguatan dengan cara memberi teguran atau hukuman agar perilaku tersebut tidak terjadi lagi.[8]
   Sedangkan dalam menggembangkan ketrampilan mengelola kelas yang repretif,guru dapat menggunakan kemampuan dengan cara:Modifikasi tingkah laku. Perilaku peserta didik yang mengganggu dianalisis kemudian ditentukan langkah-langkah untuk remedial. Dalam hal ini guru dapat menempuh cara-cara konselor.
a.    Pengelolahan kelompok. Dalam menanggani masalah pengelolahan kelas,guru dapat memanfaatkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
b.    Menentukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat melaksanakan beberapa cara untuk mengendalikan tingkah laku mengganggu yang muncul,yaitu:
·  Menyadari sebab-sebab perilaku itu muncul
·  Menentukan pemecahannya.
6. Hal-hal yang harus dihindari
Beberapa hal yang harus dihindari dalam mengembangkan ketrampilan mengelola kelas,adalah:
a.  Campur tangan yang berlebihan. Bila guru terlalu mencampuri peserta didik,misalnya memberi interupsi,pertanyaan,tugas mendadak pada saat peserta didik asyik mengerjakan tugas,akan menimbulkan kegiatan terganggu dan peserta didik merasa guru terlalu mencampuri.
b.  Kesenyapan. Saat guru menjelaskan kepada peserta didik kemudian tiba-tiba guru itu menghentikannya dalam waktu yang lama karena kemungkinan guru lupa atau kurang menguasahi materi sama sekali.
c.  Ketidaktepatan dalam memulai dan mengakhiri kegiatan
d. Penyimpangan.
e.  Bertele-tele
f.   Pengulangan penjelasan yang tidak perlu.[9]
7. Hambatan Dalam Pengelolaan Kelas
            Dalam melaksanakan pengelolahan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut bisa dating dari guru sendiri,dari peserta didik,lingkungan keluarga,ataupun karena faktor fasilitas.
        Sebelum membahas faktor-faktor tersebut,marilah kita simak kembali uraian sebelumnya. Dari bahan uraian tadi nampaklah bahwa kewenangan penanganan masalah pengelolaan dapat kita klasifikasikan ke dalam tiga kategori,yaitu:
a.       Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi
b.      Masalah yang ada dalam wewenang sekolah sebagai satu lembaga pendidikan
c.       Masalah yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah.[10]
8. Pengelolaan Kelas yang Efektif
Bila kelas diberikan batasan sebagai kelompok orang yang bekerja bersama,yang mendapatkan pengajaran dari guru maka di dalamnya terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan karakteristik mereka masing yang berbeda dari satu dengan  yang lainnya.
Ditambah lagi bahwa organisasi kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar terciptanya interaksi guru dan siswa tetapi juga menambahh terciptanya efektifitas,yaitu interaksi yang bersifat kelompok. Dari hasil riset telah disimpulkan beberapa variabel masalah yang perlu diperhatikan untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif,sebagai berikut :
a.    Bila situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar secara maksimal,fungsi kelompok harus diminimalkan.
b.    Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerjasama.
c.    Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar atau kerja.
d.   Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan bimbingan,ketegangan dan perasaan tertekan.
e.    Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar siswa.[11]

B.     Remedial Teaching
1.    Pengertian Remedial Teaching
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang mendefinisikan bahwa “remedial” dan “teaching”. Remedial dalam arti pertama berhubungan dengan perbaikan,pengajaran ulang bagi murid yang hasil belajarnya jelek. Kedua,remedial berarti bersifat menyembuhkan.[12] Sedangkan teaching yang berarti pengajaran dalam kamus besar bahasa Indonesia yang artinya:
a.          Proses perbuatan,cara mengajar atau mengajarkan
b.         Perihal mengajar,segala sesuatu mengenai mengajar.
       Menurut Ischak S.W dan Warji R. dalam bukunya program remedial dalam proses belajar dan mengajar memberikan pengertian remedial teaching adalah:
“Kegiatan perbaikan dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk pemberian  bantuan,yaitu pemberian bantuan dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan di susun secara sistematis. “
Pengertian Remedial Teaching menurut M. Entang adalah-
“Segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Factor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan mengatasinya,baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.”[13]

Perlunya Remedial Teaching dapat dilihat dari berbagai segi :
a.         Dari siswa,kenyataan menunjukan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Hal ini ditunjukan dengan masih banyaknya siswa yang mendapat nilai prestasi belajar yang masih dianggap kurang. Kenyataan menunjukan setiap siswa mempunyai perbedaan individual dalam proses belajarnya. Dalam proses belajar mengajar pada umunya seorang guru menggunakan pendekatan yang kadang-kadang melupakan perbedaan individual sehingga keunikan setiap pribadi siswa kurang mendapat pelayanan. Hal ini dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar.
b.        Dari pihak guru,pada dasarnya guru bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berari bahwa guru bertanggung jawab akan tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian tujuan instruksional dan tujuan kurikuler. Berdasarkan kenyataan adanya perbedaan individual,tidak semua siswa mencapai tujuan yang diharapkan terhadap siswa yang dinilai belum berhasil mencapai tujuan,guru bertanggung jawab untuk mengantinya agar dapat mencapai tujuan melalui perbaikan proses belajar.[14]
2.      Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh phak sekolah melalui proses perbaikan.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
a.     Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
b.     Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik.
c.     Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d.     Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
e.     Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa.
3.      Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbiakan mempunyai fungsi, antara lain:
1. Korektif , artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan.
2. Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
3. Penyesuaian, penyesuain pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil terbaik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakan kesulitan sehingga mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
4. Pengayaan, maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar melalui metode pengajaran yang bervariasi.
5. Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar, baik dari segi waktu maupun materi.
6. Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang.[15]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jadi, dari pemaparan kami diatas dapat kami simpulkan bahwa Bahwa pengelolaan kelas itu meliputi dua hal, yang pertama pengelolaan dalam, bentuk fisik, ketatalaksanaan dan pengaturan ruangan kelas yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar secara efektifitas dan efisien. Seperti: pengaturan pergatian udara,pengaturan cahaya,tempat duduk siswa,meja kursi guru,papan tulis,alat-alat pelajaran,dan sebagainya. Adapun pengelolan yang mencakup siswa,yaitu upaya menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk secara sadar berperan serta dan terlihat dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan,tingkah laku atau suasana yang diatur atau diucapkan oleh guru dengan merangsang dan menentang siswa secara penuh,pengelolaan kelas yang baik akan menggerakkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar yang baik pula.
Adapun untuk fungsi pengelolaan kelas ada fungsi      instruksional, fungsi educational, fungsi manajerial, Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang mendefinisikan bahwa “remedial” dan “teaching”. Remedial dalam arti pertama berhubungan dengan perbaikan,pengajaran ulang bagi murid yang hasil belajarnya jelek. Kedua,remedial berarti bersifat menyembuhkan. Adapun fungsi Remidial ada Korektif , Pemahaman,Penyesuaian,  Pengayaan, Akselerasi,dan Terapsutik




DAFTAR PUSTAKA
Mu’awanah. Strategi Pembelajaran, :Pedoman Guru dan Calon Guru.  Kediri : STAIN KEDIRI PRESS, 2011.
Arindinto, Suharsimi. Pengelolahan Kelas dan Siswa : Sebuah  Pendekatan Evaluatif. Jakarta : PT RajaGrafido Persada,1996.

Mufarrokah, Annisatul. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Teras ,2009.

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi.  Pengelolahan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta,1991.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain,  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT RINEKA CIPTA,1997.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi II Jakarta : Balai Pustaka,1991.
Mulyadi.   Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus ,Yogyakarta : Nuha Litera,2008.
Ahmadi,Abu dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar, Jakarta : PT RINEKA CIPTA,1991.

Note : Silahkan dibuat rujukan jangan jiplakan :)

[1] Mu’awanah, Strategi Pembelajaran : Pedoman Guru dan Calon Guru ( Kediri : STAIN KEDIRI PRESS, 2011), 87.
[2] Dr. Suharsimi Arindinto, Pengelolahan Kelas dan Siswa : Sebuah  Pendekatan Evaluatif (Jakarta: PT RajaGrafido Persada,1996), 67-68.
[3] Annisatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta : Teras ,2009), 167.
[4] Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolahan Pengajaran  (Jakarta : PT Rineka Cipta,1991), 116.
[5] Ibid.,  117.
[6] Mu’awanah, Strategi Pembelajaran : Pedoman Guru dan Calon Guru,  90-92.
[7] Annisatul Mufarrokah,  Strategi Belajar Mengajar,  168.
[8] Ibid., 170.
[9] Ibid., 171.
[10] Ahmad Rohani, Abu Ahmadi, Pengelolahan Pengajaran  , 146.
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain,  Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT RINEKA CIPTA,1997), 239.
[12] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi II (Jakarta : Balai Pustaka,1991), 831.
[13] Mulyadi,  Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus (Yogyakarta : Nuha Litera,2008), 39
[14] Abu Ahmadi,Widodo Supriono,  Psikologi Belajar  (Jakarta:PT RINEKA CIPTA,1991), 151.
[15] http://istyas.wordpress.com/2009/12/03/remedial-teaching/

1 komentar:

  1. LeoVegas Casino Review 2021 | Bonuses, Games & Bonuses
    LeoVegas Casino 온카지노 is one of the first and leovegas only new casinos to accept US players. It's currently 제왕카지노 looking to bring in US players to its website in the 🎲 Games: 550+💰 Min Deposit: $10💰 Min Withdrawal: $/£/$10📱 Mobile: Android, iPhone, Tablet🎲 Games: 450+💰 Min Withdrawal: $/£/$10

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About

www.facebook.com