Oleh : Karunia, Ivat , Lavi
A.
Pengelolaan
Kelas
1.
Pengertian
Pengelolaan Kelas
Ditinjau dari segi bahasa kata
“pengelolahan” berasal dari kata “mengelola atau mengelolakan” yang berarti
“penyelenggaraan. Sedangkan kata kelas dalam arti sempit menunjukan “suatu
ruangan atau tempat murid-murid belajar”. Dan menurut Suharsimi Arikunto
(1999:17) pengertian umum mengenai kelas yaitu sekelompok siswa yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama”.[1]
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar atau yang membantu dengan
maksud akan tercapai kondisi kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[2] Keterampilan
mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan
suasana belajar mengajar yang optimal. Kemampuan ini erat kaitannya dengan
kemampuan guru untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan,menyenangkan
peserta didik dan penciptaan disiplin belajar secara sehat.[3]
Pengelolahan kelas menunjukan kepada
kegiatan-kegiatan yang menunjukan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.[4] Pengelolahan kelas harus ditanggulani dengan
tindakan korektif pengelolahan. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi
bagi terjadinya proses belajar yang efektif,pengelolahan kelas menunjuk kepada
pengaturan orang (dalam hal ini terutama peserta didik) maupun pengaturan
fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang luas mulai dari
ventilasi,penerangan,tempat duduk sampai dengan perencanaan program
belajar-mengajar yang tepat. Sudah barang tentu yang belakangan ini,terutama
yang lebih merupakan peraturan perangkat lunak (software) telah memasuki
kawasan pengajaran.[5]
Adapun dari segi istilah ada beberapa
pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para ahli,antara lain:
a.
Menurut
Hadari Nawawi (1999:116)
Kegiatan manajemen atau pengelolah
kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
menyelenggarakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.
b.
Menurut
Suharsimi Arikunto (1999-17)
Pengelolahan kelas adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
c.
Menurut
NA Amentembun (1998:3)
Management kelas adalah pengelolaan
kelas yaitu kepemimpinan atau ketatalaksanaan guru dalam penyelenggaraan
kelasnya. Hal itu mencakup kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan memelihara
kondisi-kondisi yang optimal bagi terselenggaranya proses belajar yang efektif.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut serta memperhatikan
pengertian kelas sebagaimana diuraikan di atas,maka pengelolahan kelas dapat
dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.
Pengelolahan
fisik yaitu ketatalaksanaan dan pengaturan ruangan kelas yang mendukung
terjadinya proses belajar mengajar secara efektifitas dan efisien. Seperti:
pengaturan pergatian udara,pengaturan cahaya,tempat duduk siswa,meja kursi
guru,papan tulis,alat-alat pelajaran,dan sebagainya.
2.
Pengelolahan
yang mencakup siswa,yaitu upaya menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa
untuk secara sadar berperan serta dan terlihat dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan,tingkah
laku atau suasana yang diatur atau diucapkan oleh guru dengan merangsang dan
menentang siswa secara penuh,pengelolaan kelas yang baik akan menggerakkan
terjadinya proses interaksi belajar mengajar yang baik pula.
2.
Fungsi
Guru dalam Pengelolaan Kelas
N.A Amentembun (1998) menjelaskan
bahwa fungsi guru dalam praktek penyelenggaraan kelas meliputi :
a. Fungsi Instructional
Yaitu
fungsi untuk melaksanakan tugas mengajar (to teach),tugas ini secara keguruan
merupakan tugas tradisional. Fungsi instruksional guru ini meliputi :
1.
Menyampaikan
sejumlah ilmu pengetahuan kebudayaan,dan fakta-fakta kepada siswa.
2.
Memberikan
tugas-tugas untuk siswa.
3.
Mengoreksi
atau memeriksa tugas dan pekerjaaan siswa serta memberi nilai atau skor.
Fungsi instruksional ini oleh hamper semua guru masih selalu
diutamakan dan masih dominan dalam karir sebagaian besar guru-guru di
Indonesia.
b.
Fungsi
Educational
Fungsi educational ini bagi guru sebenarnya
merupakan fungsi yang pokok yaitu fungsi untuk mendidik,sebab guru bukan hanya
menjalankan tugas mengajar tetapi juga mendidik. Bahkan fungsi mendidik ini
harus lebih diutamakan dan harus merupakan fungsi sentral guru. Dengan fungsi
educasionalnya seorang guru tidak hanya berusaha agar siswanya menjadi pandai
tetapi ia akan berusaha agar siswanya menjadii orang dewasa yang berkepribadian
baik.
c.
Fungsi
Manajerial
Di samping guru mempunyai fungsi
instruksional dan educational,guru juga mempunyai tugas atau fungsi manajerial
yaitu mampu dan sanggup memimpin kelasnya.
N.A Amentembun menjelaskan bahwa
administrasi sekolah-sekolah modern tidak hanya terbatas dalam kelasnya saja.
Akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja bahkan menyangkut
kegiatan-kegiatan dalam masyarakat dimana ia berada.[6]
3. Tujuan dari Pengelolaan Kelas,
antara lain :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang
memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal.
b. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam
suasana kelas,sehingga bila terjadi gangguan dalam belajar dapat dieliminir.
c. Menghilangkan
berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya
belajar mengajar.
d. Mengatur
semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai
dengan lingkungan sosial,emosional,dan intelektual peserta didik dalam kelas.
e. Melayani dan
membimbing perbedaan individual peserta didik.[7]
4. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
a.
Kehangatan dan Keantusiasan
b. Tantangan, gunakan
kata-kata,tindakan atau bahan dengan sajian yang menantang
c. Bervariasi,
gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
d. Keluwesan,digunakan apabila guru
mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta
didik sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
e. Menekankan hal-hal
positif,memelihara hal positif dan menghindari konsentrasi.
5. Komponen-komponen
Terdapat
dua komponen utama mengenai ketrampilan mengelola kelas yang perlu diperhatikan
guru ini,yaitu:
a.
Ketrampilan
yang bersifat preventif,yakni ketrampilan menciptakan dan memelihara kondisi
belajar optimal guna menghindari terjadinya situasi yang tidak menguntungkan
atau merusak proses belajar mengajar.
b.
Ketrampilan
yang bersifat represif,yakni ketrampilan yang mengembalikan kondisi belajar
mengajar yang tidak menentukan ke dalam kondisi belajar mengajar yang tidak
menentukan dalam kondisi belajar yang efektif.
Dalam menggembangkan ketrampilan yang
bersifat preventif,guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara:
a.
Menunjukan
sikap tanggap. Dalam tugas mengajarnya. Guru harus terlibat secara fisik maupun
mental dalam arti guru selalu memiliki waktu untuk semua perilaku peserta
didik,baik peserta didik yang menunjukan perilaku positif maupun perilaku
negatif.
b.
Membagi
perhatian. Guru harus mampu membagi perhatian ke semua peserta didik. Perhatian
itu dapat bersifat visual maupun verbal.
c.
Memusatkan
perhatian kelompok. Memperkenalkan dan meningkatkan keterlibatan peserta didik
dengan cara memusatkan kelompok kepada tugas-tugasnya dari waktu ke waktu.
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan selalu menyiagakan peserta didik dan
menuntut tanggung jawab peserta didik akan tugas-tugasnya.
d.
Memberi
petunjuk-petunjuk yang jelas. Petunjuk ini dapat dilakukan untuk materi yang
disampaikan,tugas yang diberikan dan perilaku peserta didik lainnya yang
berhubungan baik langsung maupun tidak langsung pada pelajaran.
e.
Menegur.
Tegurlah peserta didik bila mereka menunjukkan perilaku yang mengganggu atau
menyimpang. Sampaikan teguran itu dengan tegas dan jelas tertuju pada perilaku
yang mengganggu,menghindari ejekan dan peringatan yang kasar dan menyakitkan.
f.
Memberi
penguatan. Perilaku peserta didik yang positif maupun yang ngatif perlu
memperoleh penguatan. Perilaku positif diberikan penguatan agar perilaku
tersebut muncul kembali. Perilaku negatif diberikan penguatan dengan cara
memberi teguran atau hukuman agar perilaku tersebut tidak terjadi lagi.[8]
Sedangkan dalam menggembangkan ketrampilan
mengelola kelas yang repretif,guru dapat menggunakan kemampuan dengan cara:Modifikasi
tingkah laku. Perilaku peserta didik yang mengganggu dianalisis kemudian
ditentukan langkah-langkah untuk remedial. Dalam hal ini guru dapat menempuh
cara-cara konselor.
a.
Pengelolahan
kelompok. Dalam menanggani masalah pengelolahan kelas,guru dapat memanfaatkan
pendekatan pemecahan masalah kelompok. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan
cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
b.
Menentukan
dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat melaksanakan
beberapa cara untuk mengendalikan tingkah laku mengganggu yang muncul,yaitu:
· Menyadari sebab-sebab perilaku itu muncul
· Menentukan pemecahannya.
6. Hal-hal yang
harus dihindari
Beberapa hal
yang harus dihindari dalam mengembangkan ketrampilan mengelola kelas,adalah:
a.
Campur
tangan yang berlebihan. Bila guru terlalu mencampuri peserta didik,misalnya
memberi interupsi,pertanyaan,tugas mendadak pada saat peserta didik asyik
mengerjakan tugas,akan menimbulkan kegiatan terganggu dan peserta didik merasa
guru terlalu mencampuri.
b.
Kesenyapan.
Saat guru menjelaskan kepada peserta didik kemudian tiba-tiba guru itu
menghentikannya dalam waktu yang lama karena kemungkinan guru lupa atau kurang
menguasahi materi sama sekali.
c.
Ketidaktepatan
dalam memulai dan mengakhiri kegiatan
d.
Penyimpangan.
e.
Bertele-tele
f.
Pengulangan
penjelasan yang tidak perlu.[9]
7. Hambatan
Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan pengelolahan
kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut bisa dating
dari guru sendiri,dari peserta didik,lingkungan keluarga,ataupun karena faktor
fasilitas.
Sebelum membahas faktor-faktor
tersebut,marilah kita simak kembali uraian sebelumnya. Dari bahan uraian tadi
nampaklah bahwa kewenangan penanganan masalah pengelolaan dapat kita
klasifikasikan ke dalam tiga kategori,yaitu:
a.
Masalah
yang ada dalam wewenang guru bidang studi
b.
Masalah
yang ada dalam wewenang sekolah sebagai satu lembaga pendidikan
c.
Masalah
yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah.[10]
8. Pengelolaan
Kelas yang Efektif
Bila kelas
diberikan batasan sebagai kelompok orang yang bekerja bersama,yang mendapatkan
pengajaran dari guru maka di dalamnya terdapat orang-orang yang melakukan
kegiatan belajar dengan karakteristik mereka masing yang berbeda dari satu
dengan yang lainnya.
Ditambah lagi
bahwa organisasi kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar terciptanya
interaksi guru dan siswa tetapi juga menambahh terciptanya efektifitas,yaitu
interaksi yang bersifat kelompok. Dari hasil riset telah disimpulkan beberapa
variabel masalah yang perlu diperhatikan untuk membuat iklim kelas yang sehat
dan efektif,sebagai berikut :
a.
Bila
situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar secara maksimal,fungsi kelompok
harus diminimalkan.
b.
Manajemen
kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerjasama.
c.
Anggota-anggota
kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar atau kerja.
d.
Anggota-anggota
kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan bimbingan,ketegangan dan perasaan
tertekan.
e.
Perlu
diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar siswa.[11]
B.
Remedial
Teaching
1.
Pengertian
Remedial Teaching
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
yang mendefinisikan bahwa “remedial” dan “teaching”. Remedial dalam arti
pertama berhubungan dengan perbaikan,pengajaran ulang bagi murid yang hasil
belajarnya jelek. Kedua,remedial berarti bersifat menyembuhkan.[12]
Sedangkan teaching yang berarti pengajaran dalam kamus besar bahasa Indonesia
yang artinya:
a.
Proses
perbuatan,cara mengajar atau mengajarkan
b.
Perihal
mengajar,segala sesuatu mengenai mengajar.
Menurut Ischak S.W dan Warji R. dalam
bukunya program remedial dalam proses belajar dan mengajar memberikan
pengertian remedial teaching adalah:
“Kegiatan
perbaikan dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk pemberian bantuan,yaitu pemberian bantuan dalam proses
belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan di susun secara
sistematis. “
Pengertian Remedial Teaching menurut M. Entang adalah-
“Segala
usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan
belajar. Factor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan
mengatasinya,baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif
(pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.”[13]
Perlunya Remedial Teaching dapat
dilihat dari berbagai segi :
a.
Dari
siswa,kenyataan menunjukan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai
prestasi belajar yang diharapkan. Hal ini ditunjukan dengan masih banyaknya
siswa yang mendapat nilai prestasi belajar yang masih dianggap kurang.
Kenyataan menunjukan setiap siswa mempunyai perbedaan individual dalam proses
belajarnya. Dalam proses belajar mengajar pada umunya seorang guru menggunakan
pendekatan yang kadang-kadang melupakan perbedaan individual sehingga keunikan
setiap pribadi siswa kurang mendapat pelayanan. Hal ini dapat mengakibatkan
siswa mengalami kesulitan belajar.
b.
Dari
pihak guru,pada dasarnya guru bertanggung jawab atas keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Ini berari bahwa guru bertanggung jawab akan tercapainya
tujuan pendidikan melalui pencapaian tujuan instruksional dan tujuan kurikuler.
Berdasarkan kenyataan adanya perbedaan individual,tidak semua siswa mencapai
tujuan yang diharapkan terhadap siswa yang dinilai belum berhasil mencapai
tujuan,guru bertanggung jawab untuk mengantinya agar dapat mencapai tujuan
melalui perbaikan proses belajar.[14]
2.
Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara umum
tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam
rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara khusus
pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar
dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh phak sekolah melalui
proses perbaikan.
Secara
terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
a.
Agar siswa dapat memahami dirinya,
khususnya prestasi belajarnya.
b.
Dapat memperbaiki / mengubah cara
belajar siswa ke arah yang lebih baik.
c.
Dapat memilih materi dan fasilitas
belajar secara tepat.
d.
Dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
e.
Dapat melaksanakan tugas-tugas
belajar yang diberikan kepada siswa.
3.
Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam
keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbiakan mempunyai fungsi,
antara lain:
1. Korektif , artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan
pembetulan atau perbaikan.
2. Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat
memahami siswa.
3. Penyesuaian, penyesuain pengajaran perbaikan terjadi antara siswa
dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai
dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil terbaik lebih besar.
Tuntutan disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakan kesulitan sehingga
mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
4. Pengayaan, maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya
proses belajar mengajar melalui metode pengajaran yang bervariasi.
5. Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat
proses belajar, baik dari segi waktu maupun materi.
6. Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung
pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang
menyimpang.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi, dari pemaparan kami diatas
dapat kami simpulkan bahwa Bahwa pengelolaan kelas itu meliputi dua hal, yang
pertama pengelolaan dalam, bentuk fisik, ketatalaksanaan
dan pengaturan ruangan kelas yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar
secara efektifitas dan efisien. Seperti: pengaturan pergatian udara,pengaturan
cahaya,tempat duduk siswa,meja kursi guru,papan tulis,alat-alat pelajaran,dan
sebagainya. Adapun pengelolan yang mencakup siswa,yaitu upaya menciptakan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk secara sadar berperan serta dan terlihat
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Upaya tersebut diwujudkan
dalam bentuk kegiatan,tingkah laku atau suasana yang diatur atau diucapkan oleh
guru dengan merangsang dan menentang siswa secara penuh,pengelolaan kelas yang
baik akan menggerakkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar yang baik
pula.
Adapun untuk fungsi pengelolaan
kelas ada fungsi instruksional,
fungsi educational, fungsi manajerial, Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang
mendefinisikan bahwa “remedial” dan “teaching”. Remedial dalam arti pertama
berhubungan dengan perbaikan,pengajaran ulang bagi murid yang hasil belajarnya
jelek. Kedua,remedial berarti bersifat menyembuhkan. Adapun fungsi Remidial ada
Korektif ,
Pemahaman,Penyesuaian, Pengayaan, Akselerasi,dan Terapsutik
DAFTAR PUSTAKA
Mu’awanah. Strategi Pembelajaran, :Pedoman Guru dan Calon Guru.
Kediri : STAIN KEDIRI PRESS, 2011.
Arindinto, Suharsimi. Pengelolahan Kelas dan Siswa : Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : PT
RajaGrafido Persada,1996.
Mufarrokah, Annisatul.
Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Teras ,2009.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. Pengelolahan Pengajaran. Jakarta : PT
Rineka Cipta,1991.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT RINEKA CIPTA,1997.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesi Edisi II Jakarta : Balai Pustaka,1991.
Mulyadi. Diagnosis
Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus ,Yogyakarta
: Nuha Litera,2008.
Ahmadi,Abu dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar, Jakarta :
PT RINEKA CIPTA,1991.
Note : Silahkan dibuat rujukan jangan jiplakan :)
[1]
Mu’awanah, Strategi
Pembelajaran : Pedoman Guru dan Calon Guru ( Kediri : STAIN KEDIRI PRESS, 2011),
87.
[2] Dr. Suharsimi
Arindinto, Pengelolahan Kelas dan Siswa : Sebuah Pendekatan Evaluatif (Jakarta: PT
RajaGrafido Persada,1996), 67-68.
[3] Annisatul
Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta : Teras ,2009), 167.
[4] Ahmad Rohani
dan Abu Ahmadi, Pengelolahan Pengajaran (Jakarta : PT Rineka Cipta,1991), 116.
[5] Ibid., 117.
[6] Mu’awanah, Strategi
Pembelajaran : Pedoman Guru dan Calon Guru, 90-92.
[7] Annisatul
Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar,
168.
[8] Ibid., 170.
[9] Ibid., 171.
[10] Ahmad Rohani,
Abu Ahmadi, Pengelolahan Pengajaran , 146.
[11]
Syaiful Bahri
Djamarah, Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta : PT RINEKA CIPTA,1997), 239.
[12]
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi II (Jakarta
: Balai Pustaka,1991), 831.
[13] Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap
Kesulitan Belajar Khusus (Yogyakarta : Nuha Litera,2008), 39
[14] Abu
Ahmadi,Widodo Supriono, Psikologi
Belajar (Jakarta:PT RINEKA CIPTA,1991),
151.
[15] http://istyas.wordpress.com/2009/12/03/remedial-teaching/
LeoVegas Casino Review 2021 | Bonuses, Games & Bonuses
BalasHapusLeoVegas Casino 온카지노 is one of the first and leovegas only new casinos to accept US players. It's currently 제왕카지노 looking to bring in US players to its website in the 🎲 Games: 550+💰 Min Deposit: $10💰 Min Withdrawal: $/£/$10📱 Mobile: Android, iPhone, Tablet🎲 Games: 450+💰 Min Withdrawal: $/£/$10